aku lagi inget suatu crita, lmayan dalem maknanya, sktr 2 meter.. 🙂
singkatnya gini..(mungkin agak beda,sudah agak lupa..)
*********************
ada seorang pemuda,yg sangat emosional. dia mudah sekali marah oleh hal² yang kecil. kemarahannya sulit sekali dibendung…
ia pun sulit sekali memaafkan kesalahan orang lain padanya.
hal ini membuat ayahnya mencoba untuk memberikan pengertian padanya untuk mencoba lebih bersabar,berpikir panjang tanpa langsung meluapkan kemarahannya.mencoba untuk memaafkan orang yang bersalah padanya.
sang ayah mengatakan padanya “cobalah untuk menahan amarahmu,berpikirlah sebelum kamu meluapkan kemarahanmu,berikan maaf pada mereka yang bersalah padamu.untuk mengingatnya, ambilah sebuah paku dan tancapkan di pagar rumah kita”.
pemuda itu menuruti saran ayahnya,setiap kali kemarahannya timbul,ia mengambil sebuah paku dan menancapkannya pada pagar rumah mereka yang terbuat dari kayu.
hal ini berlangsung cukup lama,setiap melihat paku yang semakin banyak di pagar,semakin sadar pemuda itu bahwa sering sekali ia tidak dapat mengendalikan amarahnya.begitu banyak dendam yang ada di dalam hatinya.
ia pun semakin lama semakin mampu untuk mengontrol dan mengendalikan kemarahannya dan memaafkan orang lain.
melihat hal itu sang ayah mengatakan padanya untuk mulai mencabut sebuah paku dari pagar setiap ia mampu manahan amarahnya dan memaafkan orang lain.
setelah waktu berlalu,pemuda itu semakin mampu untuk bersabar dan memaafkan orang lain.
suatu saat,semua paku yang telah tercabut dari pagar rumah mereka dan dengan gembira ia memberitahukan hal itu pada ayahnya.
berkatalah sang ayah pada pemuda itu :
“baik bagi dirimu,semua paku telah dicabut dari pagar rumah kita,tapi lihatlah lubang² yang tersisa,akibat paku yang pernah tertancap disitu.lubang² itu tidak akan pernah hilang.
inilah yang terjadi dalam hidupmu,setiap kali kamu marah,tercipta lubang di hatimu dan di hati orang lain.sekalipun sudah padam amarahmu dan kamu sudah memberikan maaf padanya.lubang itu tidak akan pernah hilang”
*********************
yah,lumayan bagus juga maknanya kan ???
sekalipun suatu masalah telah diselesaikan, sebaik apapun penyelesaiannya, memori dan kenangan akan masalah itu tetap terbayang di dalam hati kita. sakit hati yang dirasakan mungkin bisa dilupakan, namun membutuhkan waktu yang sangat lama.
hal ini tentu memberikan pengaruh di dalam hidup kita. bahkan sangat mungkin, hubungan kita dengan orang lain tidak akan pernah kembali normal.
belajar dari cerita “bo´ongan” seperti ini, *mungkin* klw ada org buat salah, sebelum kita memarahinya dan menyalahkannya (yg memang sudah bersalah), lebih baik dipikirkan caranya untuk memperbaikinya..
dengan demikian kerugian yang terjadi akibat kesalahan tersebut dapat segera dikurangi, bahkan mungkin juga dihindari. hal inilah yang paling penting untuk diperhatikan pertama kali.
bagi mereka yang melakukan kesalahan, bisa saja ia menyadarinya, merasa bersalah dan minta maaf. baik bagi kita untuk memberi maaf, untuk menghindari sakit hati pada dirinya, dan terutama pada diri kita sendiri.
namun jika ia tidak merasa bersalah, merupakan suatu pilihan berat bagi kita untuk memafkannya dan melupakan kesalahannya. namun, itu adalah keputusan (pribadi) kita untuk meninggalkan lubang di hati kita, atau membiarkannya berlalu dan melanjutkan hidup kita.
sabaliknya, jika telah terjadi suatu masalah, kita tanggapi dengan emosi, kerugian kita alami, masalah tidak terselesaikan, sakit hati kita semua. sekalipun masalah terselesaikan, kerugian tidak dapat dihindarkan dan hati terlanjur sakit.
ber-akal-kah kita?
manusiakah kita?
ck.. ck.. ck… ck…..
bukan maksud menggurui, ini cuma perenungan biasa,
dilakukan kala nganggur di kamar berukuran 2 m² yang ternama dengan julukan we-se, hehehe…
intinya,
rugi sekali klo kita sakit ati sama org laen, sedgkan dia-nya sante² aja, gak ada masalah.
rugi sekali klo kesalahan org lain meninggalkan bekas buruk di hati kita, dia yang jelek kok kita yang sengsara???
malu sekali klo kluar dari ruang ini & lupa c***k.. hehehehe….
:p