tidak sebentar telah berhenti menulis di sini. hari ini mencoba menekan tombol2 keyboard, sekedar untuk mengekalkan ingatan perjalanan kelam menuju atap jawa tengah. jari-jari menari-nari dengan sedikit debu puncak yang masih tersisa di sela-sela kuku.
berawal dari percakapan tanpa fokus dengan seorang wanita (sebut saja bunga), berbuntut keikutsertaan menuju ketinggian 3428 mdpl, tepat di hari merdeka negeri ini. fix ikut saat malam hari tanggal 15. akomodasi baru bisa dikumpulkan dipagi hari, yang rencananya akan berangkat jam 8 pagi menuju purbalingga dengan roda 2. sedikit terlambat dari perhitungan waktu, baru mulai mengelus aspal sekitar 9.30 lewat ambarawa – sumowono – temanggung – parakan – wonosobo. setelah mengisi bahan-bakar-perut, perjalanan dilanjutkan di bawah terpaan angin menuju banjarnegara – purbalingga – bambangan. tiba sekitar 15.00, akhirnya jumpa dengan teman-teman bunga, sebut saja bayu, ryan dan wayz (nama disamarkan) dan beberapa teman lain yang tidak teringat nama mereka karena kemudian terpisah di tengah jalan dan melakukan perjalanan pulang sendiri-sendiri.
istirahat sejenak di basecamp, sedikit bertukar kata dengan sang bapak di basecamp, mengambil air sambil menunggu teman-teman lain yang malah membuang air. sepertinya sudah mendekati 18.00 saat kaki mulai melangkah meninggalkan basecamp. sempat memperebutkan posisi juru kunci dengan wayz, krna rupanya beliau juga selalu demikian, namun ketahanan fisik tidak bisa dicurangi, yang lambat pasti di belakang. terseok-seok mengangkut carrier 65 liter ++ di punggung menuju arah atas, sesekali berjumpa kembali dengan teman-teman yang berjalan lebih cepat dan masih tergerak hati untuk menunggu. 19.00 tiba di pos 1, membiarkan darah mengalir dengan normal ke ujung kaki sambil merekam suasana dengan d40 yg selalu setia menemani walau sering diperlakukan tidak senonoh dalam petualangan.
meninggalkan pos 1 dengan janji yang ditepati, akan berhenti 20.00 untuk makan malam. dengan perut terisi dan tenaga tersisa perjalanan dilanjutkan, dengan janji akan berhenti lagi 23.00 untuk beristirahat yang rupanya tidak ditepati dengan sempurna. rombongan berhenti 24.00 di pos 5, tersusul 1,5 jam kemudian. bunga dan bayu terbujur dalam sleeping-bag masing2 di atas tanah miring berumput, tergeletak berurutan seperti mobil antri masuk pintu tol. waiz yang bersila di tempat yg lebih tinggi mengawasi, mengajak untuk mencari spot kosong untuk mendirikan tenda. gagal tentunya, dengan total sekitar 1800 pendaki, spot kosong untuk mendirikan tenda di pos adalah harta karun.
kegalauan wayz, menjaga teman2 atau muncak, terjawab. segera beliau packing secukupnya lalu melakukan misi mengejar ryan setelah serah terima tugas menjaga teman2 yang masih terlelap kecuali bunga yang kemudian terbangun. dengan jiwa kreatif yg dipaksakan, berhasil memasang dome tenda sekedar untuk menghalangi embun menyerang, lalu masak mi instan dan minuman panas, untuk menceriakan diri sambil mendengarkan orkestra dalam lelap yang dimainkan oleh bayu.
beruntung, jalur pendakian berada di wajah timur, terbangun dan berkesempatan mendengar mentari menyapa dengan sangat ramah sambil memberikan motivasi kuat untuk meninggalkan lokasi menuju puncak. sekitar 06.00 beranjak lalu berjumpa dengan waiz yang rupanya juga melelapkan diri di sekitar pos 8, kemudian bersama2 menuju titik tertinggi, melawan arah kebanyakan orang yang sudah beranjak turun. terlalu mainstream. hanya dengan beban kamera, mampu tidak tertinggal jauh, walau akhirnya harus berhenti cukup lama untuk menanggapi panggilan alam, yang ternyata hanyalah panggilan palsu.
tantangan sebenarnya dimulai saat meninggalkan pos 9 , plawangan, batas vegetasi. menapaki batu pasir yang sangat labil sebagai tumpuan langkah. sengatan lampu semesta cukup menggoyang konsentrasi dan memaksa untuk banyak istirahat. terhenyak dari alam bawah sadar saat mendengar tawa pendaki perempuan, sayup2 menangkap kalimat “boci, bobo ciang” , sial, entah membicarakan siapa, tapi cukup memancing rasa gr juga. jumpa bayu yang tidur di pertengahan plawangan-puncak yang sudah memutuskan untuk turun kembali. tak lama jumpa dengan wayz dan bunga sudah turun dari puncak, tak sabar menunggu.
deretan batu padat dan kawah menyambut saat tiba di ujung jalan, hanya tertinggal beberapa puluh pendaki saja, tidak lagi ribuan, memberikan peluang menikmati momen dengan lebih tenang. mengagumi hamparan awan bergelombang berlatarkan langit yang membiru. juga bentangan hutan hijau lebat dari arah datang tadi. merapi, sumbing, sindoro dan dieng menyembul dari balik awan mengucapkan salam. tak lama muncul bayu yang ternyata mengubah keputusannya setelah disuntik semangat oleh bunga dan wayz. walau wajah lusuh dan letih, tidak menghalangi untuk menorehkannya pada memory-card, dokumentasi itu penting. choco-chips berjasa mengisi perut yang sudah merintih sebelum perjalanan turun dilakukan.
jumpa wayz, bunga dan ryan yg sedang masak di sekitar pos 7. waiz dengan sigap memperagakan resep turun-temurun yang dimilikinya, menciptakan sumber tenaga untuk menguatkan kaki melangkah, sampai di pos 5. membereskan barang2 yang ditinggalkan, bayu sedikit mengalami kendala saat melipat sb, masih baru rupanya, baru pernah. perjalanan berlanjut, sang terang pergi meninggalkan di sekitar pos 3 saat otot paha dan betis, terutama lutut sudah mulai menolak untuk bekerjasama.
wayz sekali berhasil memperdaya, sembunyi dalam tenda milik temannya dalam perjalanan, hanya demi kemudian menjadi juru kunci dan memberi kejutan muncul dari belakang. nice one bro. namun itu yg pertama dan terakhir ybs berada di paling belakang dalam pendakian ini.
(paragraf ini ditambahkan secara khusus)
mungkin sudah 20.00 saat tiba di pos 1, mendapati mereka ber3 yang sudah tiba lebih dulu. tenda segera dirakit dan dihuni. wayz dan ryan kemudian mengolah segala bahan makanan yang ada, nasi, roti, sardin dan segala mixed drink dengan resep khusus. tidak butuh waktu lama untuk kemudian berpisah dengan kesadaran, masing-masing sibuk dengan orkestra lelap dalam sb, berlomba-lomba mengejar datangnya pagi.
cakrawala memamerkan warna mengagumkan, menemani datangnya hari yang baru, membawa semangat baru dan tenaga baru. perjalanan dilanjutkan setelah packing. bayu sudah lincah melipat sb miliknya dan setiap sb yang dijumpainya, pamer keahlian baru. dalam perjalanan turun, beberapa kali berhenti, sambil beristirahat, mengambil gambar dan menciptakan senyum menghibur dalam canda. tiba di base-camp, sekitar 10.00, beristirahat dan kemudian segera meninggalkan bambangan menuju pom bensin terdekat untuk bersihkan keringat dan debu yang sudah menemani selama 3 hari. agenda terakhir adalah menikmati makanan yang manusiawi, kemudian saling mengucapkan salam perpisahan di alun-alun purbalingga dan masing-masing kembali pada tantangan lain yang sempat dipinggirkan.
bunga tersiksa ><