hari I
berhubung jalur cuntel masih tutup, tekelan menjadi pilihan pasti. sudah beli bekal nasi bungkus untuk makan siang, lepas dari basecamp sudah lewat jam 10.00, pake ojek dulu sampai pos 1 pending. seandainya ditempuh berjalan, akan sangat terganggu dengan tebalnya debu di jalur.
mulai menapak jalur tanah menuju pos 2 sekitar jam 10.30. jalurnya sudah berbeda, banyak bonus di awal, lalu menanjak santai. sekitar 11.30, sampai di pos 2. sudah pindah lokasi.ada keran air segar pegunungan di depan shelter permanen dengan atap genteng lantai keramik. sinyal selular sudah tipis.
base camp -> pos 1: ojek
pos 1 -> pos 2: 1 jam
pos 2 -> pos 3: 1.5 jam
jalur menuju pos 3 sungguh gado-gado. diawali dengan menanjak, lalu menjadi zig-zag karena sangat terjal menuju punggungan di mana ada pemandangan terlihat jelas ke arah bawah. kemudian hutan yang rimbun menghibur dengan jalurnya yang hampir landai. mengakhiri kawasan hutan pohon besar. jalur pendakian lurus menuju pos 3 menyusuri sabana.
pemandangan yang lebih luas, menambah semangat yang terbakar jadi tenaga, lari naik menuju “akasia kembar”.
12.31, jumpai titik istirahat teduh di “akasia kembar”, sebelum menuju sabana “sabarnak 1”. kemudian ada titik teduh lagi di “akasia tunggal” sebelum menanjaki sabana “sabarnak 2”. dari situ, pos 3 sudah terlihat di ujung tanjakan.
jam 13.15 tiba di pos 3 cukup luas untuk camp area, puncak bukit tanpa pohon. di samping pos 3 ada camp area yang lebih rimbun, menjadi pilihan untuk istirahat dan bongkar nasi bungkus disitu., bahkan tidur siang. sudah lewat jam 3 sore, meninggalkan pos 3 menuju pos 4, tidak jauh dan tidak menanjak, tiba jam 15.45. pos 4 tepat berada di bawah puncak watu gubug. sangat luas untuk menampung puluhan tenda, bahkan mungkin lebih dari 100 tenda.
pos 3 – pos 4: 30 menit
dari pos 4 menuju puncak (I) watu gubug. tidak lagi ada bonus. tanjakan terjal yang konsisten. mendekati sunset, dari watu gubug menuju puncak (II) watu tulis alias pemancar, melalui jalur yang sama dengan jalur pendakian yang lama. punggungan yang lurus terjal berdebu. dilengkapi hempasan angin super sejuk dari sisi kiri. matahari terbenam disaksikan sebelum sampai pemancar, sekitar 20 meter. menyusuri turunan dari pemancar sampai helipad, untuk camp di situ. ada 1 spot cukup luas untuk 1 tenda. tepat di samping jalur menuju mata air di sungai di kawah. pasang tenda, makan malam lalu tidur, kumpul tenaga dan semangat untuk summit besok pagi. agung tersiksa dengan batuknya, akibat debu merbabu yang memang sudah ternama.
pos 4 – watu gubug: 1 jam
watu gubug – pemancar: 1 jam
garis merah di gambar, adalah jalur turun istimewa, prosotan line
pemancar – helipad: 30 menit
hari II
terlalu dingin untuk summit subuh. lebih baik menunggu untuk naik ke puncak bersama dengan matahari naik juga. jam 07.00 menuju puncak (III) geger sapi, jalur berbatu yang harus sedikit dipanjat, suatu tantangan. pemandangan cantik ke arah timur laut terlihat jelas gn. andong, gn. telomoyo, gn. ungaran, seperti gundukan tanah.
helipad – geger sapi: 30 menit
jam 08.00 jembatan setan menghibur dengan jalur yang sangat datar, sebelum tanjakan terjal panjang yang terakhir menuju pertigaan puncak. ke arah kiri, langsung menuju puncak (IV) sarif, tiba jam sekitar jam 09. berdiri di puncak sarif, agung dan ita, kagum dengan diri sendiri saat lihat kembali jalur naik yang terlihat jelas, jalur puncak pemancar hingga puncak sarif.
geger sapi – puncak sarif: 1,5 jam
sekitar jam 10 mulai turun, tidak melewati puncak geger sapi, karena mau ambil air. menyusuri jalur yang menuju puncak (V) ondo rante. di pertigaan, ke kiri menuju puncak kenteng songo, lurus ke puncak ondo rante, ke kanan menuju helipad. turun menyusuri jalur sabana yang cukup terjal. mata air persis di bawa puncak geger sapi, sudah dipasang pipa dan kran air. tepat di jalur. air yang segar paripurna. sekitar jam 11 semua botol kosong kembali penuh terisi. jalur dari mata air menuju tenda di helipad, landai hampir mendatar, ada kelok-kelok karena menyusuri lereng. sekitar 15 menit sudah sampai di tenda. matahari sudah terik, chef agung ambil posisi teduh di bawah pohon untuk racik makan siang. habiskan segala bahan supaya ransel lebih ringan.
garis biru adalah jalur turun dari ondo rante yang lewati mata air
puncak sarif – ondo rante: 10 menit
ondo rante – mata air (bawah gegersapi): 45 menit
mata air – helipad: 10 menit
sekitar jam 13.00 selesai packing, mulai melangkah menuju puncak pemancar, harus naik dulu 20 menit. berdiri di puncak pemancar, pos 4 terlihat sangat jelas dan jalurnya yang memutar lewat puncak watu gubug. ita dan agung rupanya enggan untuk lewati jalur itu lagi, terjal dan memutar, juga terutama karena terlihat ada jalur lain yang lurus langsung menuju pos 4.
helipad – pemancar: 20 menit
entah keputusan yang tepat atau keputusan yang seru. jalur itu tidak mungkin dilalui dengan lari, atau jalan. bahkan saat berdiri pun terlalu licin, karena rumput kering di kemiringan terjal. hasilnya, perosotan selama 1 jam menuju pos 4. memang seru, namun ada harga yang harus dibayar. sekitar 15.15, masih di jalur prosotan, 1 botol minum hilang, 1 segmen tracking pole lepas dan hilang. agung pun menumbalkan celananya, bagian pantat berlubang besar, kiri kanan, habis digesek rumput. walau begitu, merbabu baik hati, ada baju partai yang disediakan untuk menutup darurat lubang celana. agung kreatif, celananya dipakai terbalik, lubangnya pindah depan. lanjut perosotan lagi. sampai pos 4. langsung lanjut ke pos 3. menunggu agung ganti celana pendek, hampir malu karena berpapasan dengan rombongan dari solo.
pemancar – pos 4: 1 jam
pos 4 – pos 3: 15 menit
menuruni jalur menuju pos 2, sabarnak 2, akasia tunggal, sabarnak 1, akasia kembar, hutan, jalur zig-zag, dilewati lagi dengan lancar. kemiringannya pas untuk jalan santai bahkan lari. tiba di pos 2 masih terang, sekitar jam 17.00. istirahat dan siapkan senter karena sudah akan gelas saat menuju pos 1. sekitar jam 18.30, tiba di pos 1, ada ojek yang menunggu dan langsung mengantar sampai base camp. cuci muka, kaki, tangan, lanjut pulang ke salatiga.
pos 3 – pos 2: 1 jam
pos 1 – base camp: ojek
menutup perjalanan, berjalan tertatih masuk rumah. one step at a time. melangkah di teras yang datar serasa lebih berat daripada tanjakan yang terjal di merbabu. mulai malam itu, sampai beberapa hari berikutnya adalah waktunya untuk menikmati letih otot. bergerak dengan penuh penjiwaan, selow dan hangat di kaki.
2 hari setelah turun, di terminal pos tingkir, agung naik bis gunung harta menuju bali. menutup perJALANan kali ini.