101010 (lawu)

20101010 – world walking day to lawu

merayakan hari jalan kaki sedunia, dengan cara berjalan selama hampir 20 jam.
entah benar atau tidak, sempat baca di internet kalau tanggal 10 oktober 2010 adalah hari jalan kaki sedunia (world walking day). sampai sekarang juga masih malas memastikan kebenarannya..

kamis, 7.10.’10

teringat ajakan jelta untuk naik lawu. waktu itu sedang bersama ekel di depan bni kampus uksw.  ekel “semangat mau” waktu diajak.  pesan singkat dikirim, “sabtu naik lawu?”
pesan balasan masuk dari jelta “ayooo”.

di akhir hari itu, yang akhirnya dipastikan ikut adalah ekel, jelta, ita, enstein, calvin dan tri yang dipaksakan bolos oleh dosennya sendiri. mantap. hari jumat malam, semua kunjungi toserba untuk persiapan logistik. 6 teman itu baru pertama kali ke lawu. jelta, ita dan calvin, bahkan baru pertama naik gunung. perawan dan perjaka mereka direnggut oleh lawu. selamat!, eh… semangat !

sabtu, 9.10.’10
rencana semula berangkat sabtu, 9 okt, jam 9 pagi namun ternyata takdir berkata lain. hujan, dll (baca: ekel telat bangun), menghambat keberangkatan. sudah skitar jam 12 siang saat semua berjejer di poltas disirami gerimis tipis menantikan bis ke solo. transit sejenak di tirtonadi dan lanjut ke tawangmangu. kalo tidak salah ingat, sudah jam 4 sore saat sedang makan di depan basecamp cemara kandang. calvin sempat heboh sendiri karena saat pipis, airnya berasap. kwkwkw…

setelah persiapan di warung itu juga, hari sudah gelap, segera menuju base camp, ternyata kosong. mungkin petugasnya sedang istirahat sholat. dengan senang hati, langsung melenggang kol sembari bergandengan tangan dan melompat-lompat kegirangan sambil memikul ransel 65 liter, meninggalkan base camp. lumayan, bisa hemat uang pendaftaran. saat menulis ini, sempat tersenyum simpul, teringat kalimat “seperti biasa”. karena memang seperti biasanya, selalu tertinggal di belakang karena top speed yang minim. kali ini ditemani ita. sudah gelap saat itu. sekitar jam 7 saat tiba di shelter 1, tamansari bawah. setelah istirahat, 1,5 jam kemudian tiba di shelter 2, tamansari atas. target waktu itu, tiba di pos 3 untuk makan malam lalu tidur sejenak lalu kemudian lanjut ke puncak. ternyata tiba di pos 3 sudah lewat tengah malam. mungkin karena istirahat terlalu lama di pos bayangan ataukah memang telalu santai berjalan. tak apalah. pos 3 saat itu sudah terpakai orang lain, tenda sudah ada di dalam pos. dirikan 2 tenda di luar lalu mulai meracik makanan dan minuman untuk dinner. cuaca mulai terasa dinginnya. sangat terasa. sangat dingin. masuk tenda tidak berbeda. masuk sleeping bag juga tidak berbeda. masuk api mungkin bisa berbeda. terdingin yang pernah dirasakan. jam 2 pagi saat aktifitas dihentikan untuk istirahat. benar-benar sudah jauh terlambat dari rencana semula. rencana baru segera dideklarasiakan.

jam 4 subuh bangun pagi untuk melanjutkan perjalanan. makin pagi, makin dingin, makin malas bergerak. baru tersadar setelah tersusul oleh matahari. teman-teman sudah berfoto-foto di sekitar pos 3 saat itu. rencana tinggal rencana.

perjalankakian dari basecamp sampai pos 3, sekitar 7 jam.

minggu, 10.10.’10
sekitar jam 8 pagi, tenda dibereskan dan perjalanan dilanjutkan sekitar 30 menit kemudian. 4 pendaki yang tiba di pos 3 sekitar jam 5 subuh, sudah lebih dulu menuju puncak. 2 orang pendaki lain dari cilacap, yang buat tenda di dalam pos, sudah tiba kembali dari puncak. katanya mereka naik ke puncak sekitar jam 4 subuh, saat kami sedang berperang dengan udara dingin. meninggalkan pos 3. tak jauh tiba di mata air. ekel dan calvin sempatkan cuci kaki dulu. kebersihan memang hal yang patut dijaga saat naik gunung. hihihih… menanjak melalui jalur yang berkelok-kelok. menyerupai $ jalur yang dilalui. selain jalan yang berbelok-belok (landai) ada juga jalur yang vertikal langsung ke atas (terjal). waktu itu, di posisi paling belakang, iseng saja, ingin mencoba jalur lurus tersebut. mengenang trek gunung sumbing =). setelah tiba di pertemuan jalur kelok dan jalur lurus, ternyata sepi. entah yang lain sudah duluan atau bahkan tertinggal. setelah ditunggu sejenak ternyata mereka tak muncul juga. diputuskan lanjut saja, mungkin mereka sudah lebih dulu ke atas. sedikit menaikkan kecepatan berjalan, mencoba mengejar mereka. setiap berjumpa pendaki yang sedang turun, “ketemu temen saya mas/mbak? 6 orang cewenya 2?”. memang sebagian besar menjawab “tidak”, tapi ada juga yang bilang “ketemu”. tak masalah, nanti juga ketemu di puncak.

saat berapapasan dengan rombongan dari surabaya. “muncak mas?”, ada mbak yg tanya. “iya nih”. “semangat mas, puncak tinggal dikiiit lagi”. (maaf sekali mbak, sudah tau jalannya kok dan masih lumayan jauh, tapi terima kasih untuk motivasinya). dengan santai, jawab aja, “mbok yem buka gak?”, “buka mas”, “oke, sip klo gitu”. biar dia tahu kalo sudah pernah datang sini. hehe.. sombong sedikit boleh.
tiba di pos 4 sekitar jam 11 siang. waduh! kapan sampai puncak? kapan turun? kapan tiba di salatiga lagi? hati mulai kuatir, tapi tetap menikmati perjalanan. saat mendekati pertigaan hargodalem-puncak, sempat “kiyuk” dan terjawab dari arah belakang. aneh. ternyata ekel kemudian muncul, bercerita kalau yang lain masih jauh tertinggal. oalaah.

ekel kemudian bertutur dan baru jelas ceritanya, saat memotong jalan, teman-teman ternyata menunggu. bahkan sempat juga mencari kembali ke pos 3 walopun sudah pasti tanpa hasil. saat berteriak “kiyyyuuuk” ke atas dan tak ada jawaban, jelas, karena teman-teman ada di bawah, dan mereka juga berteriak ke arah bawah. heran juga, biasanya kalo mendaki, tidak pernah ditunggu, apalagi dicari. tak jarang malah diharapkan tidak muncul-muncul. pernah didorong-dorong supaya jatuh ke jurang. kenapa yah, apa karena keseringan kena serangan gas alam ya? hehehe… bersama dengan ekel, menunggu di pertigaan, supaya tidak lagi terpisah. jangan sampai mereka langsung menuju puncak, karena trek-nya aduhai sekali. biar nanti mampir dulu di hargodalem, tinggalkan tas, baru ke puncak. lama sekali teman-teman lain belum muncul juga. bahkan sudah sempat boker dan tidur baru kemudian terdengar suara mereka. boker kali ini agak kurang sukses. tidak bisa diceritakan karena tak pantas jadi konsumsi umum.. bersama-sama kami bertujuh tiba di hargodalem, sudah jam 2 siang. langsung saja mereka berenam menuju puncak, setelah meninggalkan tas di rumah yang ada di belakang warung mbok yem.

perjalankakian dari pos 3 sampai puncak, sekitar 5 jam.

sambil menunggu teman-teman kembali, ditemani dewa 19, coba-coba masak telur ceplok tanpa garam, pakai mentega gantikan minyak goreng. hasilnya, bentuknya lucu-lucu, ada 6 biji, sayang sekali, lupa difoto saat itu. ekel tiba kembali lebih dulu. langsung masak mi dan lunch berdua. 🙂 . 5 teman lainnya menyusul kemudian dan langsung mereka menuju mbok yem untuk dimanjakan dengan nasi pecel dan hangatnya perapian.

sendang drajadperjalanan pulang tak kalah serunya (baca: lama). angin sore sudah mulai menyerang saat kami berjalan menuju cemara sewu. sudah sekitar jam 5 sore. terbayangkan bahwa akan tiba di salatiga besok subuh. ita dan jelta sudah dalam kondisi tak layak jalan. kaki jelta sudah keletihan dan kaki ita sakit setiap salah injak. meninggalkan sendang drajat saat matahari sudah mulai tertutup pepohonan. sempat mengabadikan sunset saat itu, walaupun tertutup oleh tebing. berjalan secara kotak, pelan-pelan saja. sangat sangat kotak. berjalan turun meniti setiap tangga batu. tak satupun cahaya yang terlihat. terutama karena cahaya senter yang sudah kadaluwarsa. handphone juga didayagunakan sebagai penerang jalan. tak banyak yang bisa dituliskan tentang perjalanan pulang. hanyalah suara aduh pada setiap langkah kaki. ujian mental yang sangat kental untuk ita. perih pada setiap langkah kaki. saat itu sempat terpisah jauh dengan 5 teman yang lain namun akhirnya berjumpa kembali dengan jelta dan tri di pos 1. ekel, enstein dan calvin lebih cepat turun, “mereka lapar” kata para pendaki yang mangkal dan ber-apiunggun, ber-ciu di pos 1. “sudah sektiar 1 jam yang lalu mereka pergi”. hu-uh. walopun katanya sama saja, berhasil juga paksa ita untuk dibawakan tas-nya. setidaknya mengurangi beban saat melangkah. ita jengkel, tenaga masih ada, kaki masih kuat, hanya telapak kaki yang tak bersahabat.  hihihi… sampai jatuh2 beberapa kali. beruntung, jatuhnya tanpa pingsan. kalau pun ternyata pingsan, kasian, tak ada lagi yang sanggup menolong. 🙂  ternyata kakinya sudah sakit sejak belum sampai puncak. jelta juga tak jauh berbeda. betis dan paha sudah tak mau mendengar perintah otak lagi. yang sabar saja ya.. dari pos 1 ke basecamp jauh, tapi (mungkin) berhasil juga memberi semangat dengan metode klise pendaki:

“sedikit lagi sampai kebun”
“wah, ada bonus”
“nanti setelah menurun curam, itu batas kebun”
“ini sudah lurus terus sampai basecamp”
“nah, itu lampu sudah kelihatan”
“wah, sudah sampai jalan semen”
“tuh, kebun sudah lewat”
“basecamp sudah sangat dekat”
“sedikiit lagi”
“mau istirahat dulu? boleh saja…”
“santai, pelan juga boleh, nanti pasti sampai”
“masih kuat? pasti bisa”

hehe… maaf ya teman-teman. itu semua bohong tapi bukan bermaksud menipu.. hehe.. =D

senin, 11.10.’10
beberapa menit setelah tengah malam, berjalan melintasi gapura cemara sewu dengan penuh kelegaan. enstein, ekel, calvin tak terlihat. segera mencari warung yang masih buka dan masih ada makanan, sambil mencoba telp 3 teman lain.

perjalankakian dari puncak sampai cemara sewu sekitar 7 jam.

sekitar jam 1, menikmati nasi pecel, mi kuah. 3 teman juga sudah kembali bergabung, setelah dibangunkan di basecamp, sedang enak tidur. 30 menit kemudian, jemputan yang sudah dihubungi sebelumnya tiba, langsung menuju solo. ita sempat jackpot di depan rumah ketua rt, keluar semua mie-nya.. kwkwkw… agak lama juga menunggu di terminal solo, tirtonadi. sekitar jam 4 subuh, tiba di rumah.

ternyata tulisan ini jadinya panjang, karena memang perjalanannya juga panjang.
sungguh, perjalanan yang panjang, ya.. sangat panjang… sungguh panjang… ya sungguh…
total perjalanan 40 jam.
total perjalankakian 20 jam.

selamat merayakan hari jalan kaki sedunia…
*tahun depan kemana yaa…

catatan perjalanan pendakian ke gunung lawu, 2010.10.10

tautan >> album foto

2 Comments

  1. lain kali kita ke sumbing……… hahahahahaha….. kayaknya mudah sekali ,,,,,, aplagi gunung slamet????? kecil………. hahahahahahahah…………………………………..
     

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *